Rumput
laut bisa dijadikan sebagai komoditi unggulan bagi Indonesia. Pasarnya
masih sangat potensial. Menurut data dari Ditjen Perikanan, saat ini
hasil budidaya rumput laut Indonesia berada di posisi tiga dunia setelah
Philipina dan China. Sedang untuk hasil produksi agar-agar, Indonesia
menempati posisi kedua setelah Chilie. Data dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Sulawesi Selatan, rumput laut saat ini termasuk satu dari
10 komoditas ekspor yang menjadi primadona. Pada 2005, sebanyak 23.648
ton rumput laut diekspor ke berbagai negara dengan nilai ekspor mencapai
US$ 4,5 juta. Selain diekspor, sebagian produksi rumput laut digunakan
untuk memenuhi permintaan industri dalam negeri. Sejumlah negara seperti
China, Singapura, dan beberapa negara di Eropa, menjadi tujuan ekspor
rumput laut asal Sulsel. Tingginya permintaan ekspor ini jauh melebihi
produksi rumput laut Sulsel. Pada 2005 produksi rumput laut Sulsel baru
mencapai 50.000 ton.
Rumput laut
dikenal pertama kali oleh bangsa China kira-kira tahun 2700 SM. Saat itu
rumput laut dimanfaatkan sebagai sayuran dan obat-obatan. Lantas dalam
perkembangan pada tahun 65 SM, bangsa Romawi menggunakannya sebagai
bahan baku kosmetik. Seiring dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan
tentang rumput laut juga makin berkembang, oleh Spanyol, Perancis dan
Inggris rumput laut dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gelas.
Sedangkan di Irlandia, Norwegia, dan Scotlandia rumput laut diolah
menjadi pupuk tanaman.
Saat ini rumput
laut telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri agar-agar,
keragenan, alginat, dan furselaran. Produk hasil ekstraksi rumput laut
banyak digunakan sebagai bahan pangan, bahan tambahan, atau bahan
pembantu dalam industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas,
cat, dan lain-lain. Selain itu rumput laut juga digunakan sebagai pupuk
dan komponen pakan ternak atau ikan. Melihat begitu besar manfaat dan
kegunaannya tidak salah jika rumput laut sebagai komoditas perdagangan
yang prospeknya makin cerah, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri maupun kebutuhan ekspor. Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan
potensi rumput laut, maka pengembangan industri pengolahan rumput laut
merupakan salah satu alter natif yang perlu diwujudkan. Perkembangan
industri pengolahan rumput laut di Indonesia sebagai bahan pangan
dimulai pada 1930, yakni dalam pembuatan agar-agar. Baru kemudian pada
1989 dikembangkan industri keragenan dan selanjutnya pada 1993
berkembang industri alginat.
Sebagai agro
based industry sebenarnya industri pengolahan rumput laut di Indonesia
punya prospek bagus, karena tersedianya sumber bahan baku yang melimpah,
sumberdaya manusia, dan teknologi ser ta peluang pasarnya cukup besar
baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Untuk
mewujudkan industri pengolahan rumput laut sebagai agro based industry
bukan pekerjaan mudah. Syarat utamanya, adalah terjalinnya sinergi yang
baik antara faktor-faktor terkait, dan yang terpenting adalah adanya
dukungan pemerintah.
Sumber : http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/14/Rumput-Laut-Jadi-komoditas-Unggulan.aspx

Komentar
Posting Komentar